Rabu, 16 September 2015

"Alasan mengapa gue nggak pernah jujut mengenai siapa orang yang gue cintai, adalah karena orang yang gue cintai tersebut selalu bertanya mengenai siapa orang yang gue cintai." - monekha, lewat tengah malam, sepertinya akan insom.

Sabtu, 29 Agustus 2015

"Lo selalu menyuruh gue untuk nggak bersikap impulsif. Yang nggak lo tahu, penyebab utama gue bersikap impulsif, seringnya adalah karena elo." - junk

Sabtu, 08 Agustus 2015

Jakarta

Jakarta

Apa yang kau pikirkan ketika mendengar nama Kota Jakarta?
Panas?
Bising?
Macet?
Stres?
Well..jika kamu mampu menyebutkan setidaknya 3 dari 4 hal diatas, mungkin kamu adalah atau pernah menjadi warga Kota Jakarta.
Benarkah demikian? Tidak adakah jawaban lain selain 4 hal yang saya sebutkan tadi?
Begini, saya menyukai kota ini. Terlepas dari apapun sisi negatifnya. Bukannya lalu saya menjadi naif dengan merasa baik - baik saja terhadap segala hal negatifnya, tentu bukan. Saya tidak menyangkal bahwa saya sama bencinya dengan mayoritas warga kota ini mengenai hal-hal semacam, katakanlah ; macet, panas, stres. Di beberapa kesempatan tertentu bahkan saya mengumpat tertahan saat sopir metromini yang saya tumpangi menyetir seperti ada bom waktu yang siap meledak kapanpun di tubuhnya. Atau bahkan, jika saya sedang dikejar waktu akibat manajemen waktu yang buruk, saya berharap bom meledak di tengah kemacetan, sehingga kendaraan yang sedang saya tumpangi dapat melaju sedikit lancar. Jahat, memang. Tidakkah kamu juga berpikir demikian?
Lalu, atas segala hal negatif yang diberikan oleh kota ini, mengapa saya masih tetep suka aja, bahkan mengorbankan beberapa urusan tertentu di kota asal saya hanya demi memperpanjang waktu kunjung di kota ini? Salah seorang kenalan saya dulu pernah berkata : "ngapain sih suka sama jakarta?aku aja ingin pindah ke kotamu. Lebih enak, tau. Lebih tentram dan nggak macet."
Iya. Ngapain sih? Jawabannya adalah saya tidak tau. Menyedihkan memang, ketika kamu tidak bisa memberikan jawabam pasti akan hal yang kamu sukai. Beberapa orang mengatakan, kau tidak perlu alasan khusus untuk jatuh dalam perasaan suka ataupun cinta pada orang lainnya. Saya berharap kata-kata itu bisa diaplikasikan untuk kota ini juga. Meskipun sudah seringkali saya mencari tahu kepada diri sendiri mengenai apapun alasannya. Karena kota ini jauh lebih ramai daripada kota asal saya? Tidak, sesungguhnya saya lebih menyukai keramaian yang terjadi dalam kepala saya daripada dimanapun. Karena orang - orang yang ada di dalamnya? Itu juga tidak. Bagaimana saya bisa memiliki keterikatan emosional pada orang - orang yang tidak saya temui dalam keseharian saya?
Lalu apa ya?
Dengan perdebatan mengenai kondisi kota masing- masing, saya hanya mmpu menduga kita sudah lelah dengan kota kita masing-masing, dan apapun yang terjadi di dalamnya. Haha. Lelah adalah kata yang berlebihan. Tapi sepertinya itu cukup tepat untuk menggambarkan, bukan?
Mungkin kamu merasa, 'apa sih, kaya nggak ada kota lain aja buat disenengin.' karena terkadang saya juga merasa seperti itu. Macet, panas, bising, stres...kaya nggak ada kota lain aja. Tapi toh baliknya tetap saja kesini. Kutukan, mungkin. Lagipula, jika kita mau menghakimi hal-hal negatif diatas, bukannya sedikit banyak keberadaan kita pula lah yang menjadi penyebabnya? Kota hanyalah kota jika tanpa kehidupan dan rutinitas di dalamnya yang menyebabkan hadirnya segala hal negatif dan positif itu.
Duh, berat banget sih bahasanya. *Berjalan santai sembari membuang sampah di selokan*
Anyway, selama alasan belum benar - benar di temukan, mission hasn't accomplished.
Kira - kira..apakah sekiranya saya memang punya urusan yang belum terselesaikan disini?

-junk

#Np Coldplay - warning sign. I love this calm song
T.T

Kamis, 26 Maret 2015

Sometimes

Sometimes when I delete you from my contact list..it means I delete you from my life.

Or simply, I no longer want you in my life. No matter if you are the most suitable person that I need to help me, I'd rather choose someone else.

Sorry, im not sorry though

-Junk-

Rabu, 25 Maret 2015

Susah

Hal yang susah untuk dilalui pada proses melupakan, adalah saat-saat menyebalkan ketika jantungmu berdebar tak karuan dan mood-mu anjlok dengan drastis....hanya karena salah seorang temanmu menyebut namanya dalam pembicaraan kalian, atau ketika kamu tanpa sengaja melihat sosoknya yang juga tanpa sengaja tercetak dalam foto profil salah seorang temanmu.

Sesungguhnya, aku tidak berharap untuk lupa, karena bagi otak manusia, lupa akan sesuatu yang dulu membuat emosimu naik turun adalah sebuah kemustahilan. Dan jika aku memang tidak bisa lupa dengan cara itu, tolong percepat waktu dimana nanti nama dan sosokmu tak lagi menggusarkan dan menjadi hal yang sangat biasa yang mampu kuterima.

Please dont say that im stupid.

Or maybe i am :(

-Junk

Sabtu, 28 Februari 2015

Gara-gara

Hai.
Udah lama banget ya kayaknya aku nggak ngangenin kamu.
Enggak sih. Lebih tepatnya, udah lama banget aku nggak ngangenin kamu secara terang-terangan. Soalnya aku pikir, hal-hal yang berkaitan sama kamu yang tanpa sengaja masuk ke pikiranku bisa dihilangkan dengan cara tidur cepat dan uhmm...mencari kesibukan? hahaha.
Tapi ternyata, gara-gara kejadian secuil di malam ini bikin aku (secara terang-terangan) kangen lagi kaaann. Mulai dari masuk ke kampus kamu (hehe), kenalan sama temennya temen yang namanya sama kaya kamu, sampai kata-kata Dias yang menanyakan bagaimana kalau sampai aku nggak sengaja ketemu kamu tadi waktu nonton payung teduh. Gimanapun, itu adalah wilayah jajahan kamu sih, jadi sedikit banyak aku deg-degan juga. Sedikit takut dan banyak rindunya.....
Ngomong-ngomong, aku baru kali ini nonton payung teduh loh. Aku bahkan nggak tahu lagu-lagunya. Tapi akhirnya tadi ada beberapa lagu yang samar-samar melody nya aku inget dulu sering kamu puter waktu aku main ke Mijnheer. Ada satu lagu,Ca. Judulnya kucari kamu. Bagus deh aku suka banget karena bikin aku jadi punya alesan buat kepikiran sama kamu waktu dengerin lagunya.

Tau nggak , Ca? tadi ada temennya Iky yang namanya Zulmi ngeadd path aku, Ca. Sempat kaget banget.  Tapi cuma bentar kok. Karena toh jelas-jelas bukan kamu. Dan ga bakalan mungkin kamu kan ya, Ca? Hahahaha.

Malem ini celeng, Ca. Banget. Aku kaya ngelihat kamu dimana-mana padahal jelas-jelas bukan. Aku alay ya, Ca?

Sialan si Mica. Kangennya sakit banget nih.

:')

P.s jangan bilang 'udah santai aja' mulu deh, jelas-jelas udah bikin nggak santai.

P.s aku pengen bisa tidur tenang, Ca. Maksudnya tenang tanpa harus kepikiran kamu. Kalau aku minta tolong sama kamu, kira-kira kamu bisa bantu nggak ya?

Selasa, 20 Januari 2015

Ironically,

kalau dia menanyakan "bagaimana kabarmu?" jawaban apa yang lebih tepat selain "aku baik-baik saja"? karena tak mungkin kamu menjawab dengan "aku tidak baik - baik saja" disaat seseorang yang menyebabkan kamu 'tidak baik-baik saja' -secara kasual- sedang menanyakan bagaimana kabarmu.

Ironically, it happens to some of us..

Minggu, 11 Januari 2015